Definisi Entrepreneurship Menurut Para Ahli - Merunut latar belakang historis wacana istilah ini, sebutan entrepreneurship telah diketahui semenjak diperkenalkan tahun 1755 oleh Richard Castillon. Di luar negeri, istilah entrepreneurship sendiri telah dikenal semenjak era ke-17, sedangkan di Indonesia istilah entrepreneurship gres mulai dikenal pada simpulan era ke-20.
Kata ‘entrepreneur’ dalam Bahasa Inggris modern menunjuk kepada pendiri sebuah bisnis atau pemilik sebuah perusahaan inovatif. Makna tersebut sanggup dijelaskan ke dalam dua hal. Pertama, entrepreneurship yaitu acara mendirikan sebuah perjuangan atau bisnis gres untuk mengejar suatu peluang (opportunity), sehingga dalam artian tersebut, entrepreneur dipandang sebagai inovator atau pioneer. Kedua, entrepreneurship yaitu acara dari seseorang yang memimpin, mengelola, mengambil resiko, dan sekaligus menjadi pemilik darisebuah perjuangan atau sering disebut sebagai owner manager.
Dalam khasanah Bahasa Indonesia, entrepreneurship yaitu padanan kata kewirausahaan, dan kata entrepreneur diterjemahkan sebagai wirausaha atau wiraswasta, yakni seseorang yang bekerja untuk bisnis miliknya sendiri. Arti ini ekuivalen dengan pengertian entrepreneur sebagai owner manager, yakni seseorang yang mengelola bisnis yang dimilikinya.
Definisi Statis dan Dinamis
Entrepreneurship sanggup diartikan sebagai business ownership, yakni kepemilikan seseorang atas perusahaan yang sifatnya self employment atau perjuangan kecil dan menengah. Pengertian ini cukup bias, oleh lantaran terdapat pula investor pasif, yakni penanam modal yang tidak berperan sebagai entrepreneur pun sanggup masuk ke dalam kategori pemilik bisnis. Akan tetapi, pengertian ini, yang lalu kita sebut sebagai definisi statis atau static definition of entrepreneurship, telah menjadi baku pada beberapa penelitian ilmiah internasional (Kokkinou, 2005).
Kata ‘entrepreneur’ dalam Bahasa Inggris modern menunjuk kepada pendiri sebuah bisnis atau pemilik sebuah perusahaan inovatif. Makna tersebut sanggup dijelaskan ke dalam dua hal. Pertama, entrepreneurship yaitu acara mendirikan sebuah perjuangan atau bisnis gres untuk mengejar suatu peluang (opportunity), sehingga dalam artian tersebut, entrepreneur dipandang sebagai inovator atau pioneer. Kedua, entrepreneurship yaitu acara dari seseorang yang memimpin, mengelola, mengambil resiko, dan sekaligus menjadi pemilik darisebuah perjuangan atau sering disebut sebagai owner manager.
Dalam khasanah Bahasa Indonesia, entrepreneurship yaitu padanan kata kewirausahaan, dan kata entrepreneur diterjemahkan sebagai wirausaha atau wiraswasta, yakni seseorang yang bekerja untuk bisnis miliknya sendiri. Arti ini ekuivalen dengan pengertian entrepreneur sebagai owner manager, yakni seseorang yang mengelola bisnis yang dimilikinya.
Definisi Statis dan Dinamis
Entrepreneurship sanggup diartikan sebagai business ownership, yakni kepemilikan seseorang atas perusahaan yang sifatnya self employment atau perjuangan kecil dan menengah. Pengertian ini cukup bias, oleh lantaran terdapat pula investor pasif, yakni penanam modal yang tidak berperan sebagai entrepreneur pun sanggup masuk ke dalam kategori pemilik bisnis. Akan tetapi, pengertian ini, yang lalu kita sebut sebagai definisi statis atau static definition of entrepreneurship, telah menjadi baku pada beberapa penelitian ilmiah internasional (Kokkinou, 2005).
Dalam praktik perhitungannya, entrepreneurship rate dijabarkan sebagai business ownership per workforce, atau berapakah proporsi jumlah pemilik bisnis terhadap total jumlah tenaga kerja yang terdapat di suatu negara atau suatu daerah regional (Audretsch dan Thurik, 2004).
Entrepreneurship dalam sudut pandang dinamis diartikan sebagai proporsi jumlah perusahaan gres (start-up companies) terhadap seluruh jumlah perusahaan. Adapun perhitungan start-up tersebut diukur sebagai pertumbuhan membersihkan atau net start-up rate, yakni jumlah perusahaan yang lahir dikurangi jumlah perusahaan yang keluar dari pasar atau industri, dibagi dengan total jumlah perusahaan (Wennekers, 2006). Global Entrepreneurship Monitor, menentukan indikator dinamis yang disebut sebagai early-stage entrepreneurial activity berdasarkan sistem perhitungan Reynolds (2005). Index tersebut yang dikenal dengan Total early-stage Entrepreneurial Activity (TEA), yakni proporsipenduduk usia kerja yang mengoperasikan perusahaan berusia kurang dari 42 bulan terhadap total penduduk usia kerja.
Kewirausahaan atau entrepreneurship yaitu penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari (Thomas W. Zimmerer, 2008)
Kategori Entrepreneurship Berdasarkan Motivasi
Setiap penduduk yang mempunyai kewajiban dalam mencari nafkah mempunyai hak untuk menentukan antara bekerja sebagai pegawai/tenaga kerja pada suatu perusahaan, maupun mendirikan usahanya sendiri (baik bekerja sendiri maupun membentuk suatu kelompok). Menurut Global Entrepreneurship Monitor, dari sudut pandang motivasi, seseorang menentukan untuk membentuk dan menjalankan usahanya sendiri atas dasar:
Ada tahap-tahap yang dilakukan oleh seorang entrepreneur dalam menjalankan usahanya. Secara umum tahap-tahap dalam melaksanakan entrepreneurship:
a. Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melaksanakan perjuangan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat tantangan atau peluang perjuangan gres dan dilanjutkan dengan kemungkinan dan adanya cita-cita untuk membuka perjuangan baru. Tahap ini juga menentukan jenisusaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa atau perjuangan yang lain.
b. Tahap melaksanakan perjuangan
Dalam tahap ini seorang entrepreneur mengelola banyak sekali aspek yang terkait dengan usahanya, meliputi aspek-aspek: menjalankan bentuk usaha, pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melaksanakan penilaian.
c. Tahap mempertahankan perjuangan
Tahap di mana entrepreneur berdasarkan hasil yang telah dicapai melaksanakan analisis untuk mengatasi sagala duduk kasus dan halangan dalam menjalankan usahanya. Entrepreneur yang berhasil yaitu yang mampumempertahankan usahanya dari segala halangan, tantangan, dan duduk kasus yang ada sehingga usahanya sanggup berjalan dengan lancar.
d. Tahap berbagi perjuangan
Tahap ini yaitu di mana entrepreneur berdasarkan hasil yang telah dicapai melaksanakan analisis perkembangan dan penemuan untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Dalam perkembangannya sanggup dengan memperbanyak relasi, memperbarui metode dan sistem, memperbarui produk yang dihasilkan, memperbesar dan memperluas usaha, menambah kualitas, menambah pelayanan, menambah tenaga kerja. Dalam tahap ini entrepreneurmelakukan donasi ekonomi dalam jangka panjang terhadap manusia, alam dan lingkungan. Dari manfaat pengembangan perjuangan ini sanggup diperoleh secara jelas, donasi untuk duduk kasus lapangan kerja, yaitu akan ada penambahan tenaga kerja.
Proses entrepreneurship diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya tantangan. Dari tantangan tersebut timbul gagasan, kemauan dan dorongan untuk diberinisiatif, yang tidak lain yaitu berfikir kreatif dan bertindak inovatif sehingga tantangan tadi teratasi dan terpecahkan. Semua tantangan niscaya mempunyai risiko, yaitu kemungkinan berhasil atau tidak berhasil. Oleh alasannya yaitu itu entrepreneur yaitu seorang yang berani menghadapi risiko dan menyukai tantangan (Suryana, 2006)
Demikian definisi entrepreneurship berdasarkan para pakar termasuk klarifikasi mengenai kategori dan tahapan-tahapan kegiatan entrepreneurship atau kewirausahaan.
Entrepreneurship dalam sudut pandang dinamis diartikan sebagai proporsi jumlah perusahaan gres (start-up companies) terhadap seluruh jumlah perusahaan. Adapun perhitungan start-up tersebut diukur sebagai pertumbuhan membersihkan atau net start-up rate, yakni jumlah perusahaan yang lahir dikurangi jumlah perusahaan yang keluar dari pasar atau industri, dibagi dengan total jumlah perusahaan (Wennekers, 2006). Global Entrepreneurship Monitor, menentukan indikator dinamis yang disebut sebagai early-stage entrepreneurial activity berdasarkan sistem perhitungan Reynolds (2005). Index tersebut yang dikenal dengan Total early-stage Entrepreneurial Activity (TEA), yakni proporsipenduduk usia kerja yang mengoperasikan perusahaan berusia kurang dari 42 bulan terhadap total penduduk usia kerja.
Kewirausahaan atau entrepreneurship yaitu penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari (Thomas W. Zimmerer, 2008)
Kategori Entrepreneurship Berdasarkan Motivasi
Setiap penduduk yang mempunyai kewajiban dalam mencari nafkah mempunyai hak untuk menentukan antara bekerja sebagai pegawai/tenaga kerja pada suatu perusahaan, maupun mendirikan usahanya sendiri (baik bekerja sendiri maupun membentuk suatu kelompok). Menurut Global Entrepreneurship Monitor, dari sudut pandang motivasi, seseorang menentukan untuk membentuk dan menjalankan usahanya sendiri atas dasar:
- Memulai perjuangan dalam rangka mengekploitasi atau mengejar peluang yang sanggup menghasilkan pendapatan maupun laba di masa mendatang, disebut sebagai opportunity entrepreneurship.
- Memulai perjuangan dikarenakan adanya faktor keterpaksaan, disebabkan tidak adanya pilihan lain yang ludang keringh baik selain membangun usahanya sendiri, disebut sebagai necessity entrepreneurship.
Ada tahap-tahap yang dilakukan oleh seorang entrepreneur dalam menjalankan usahanya. Secara umum tahap-tahap dalam melaksanakan entrepreneurship:
a. Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melaksanakan perjuangan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat tantangan atau peluang perjuangan gres dan dilanjutkan dengan kemungkinan dan adanya cita-cita untuk membuka perjuangan baru. Tahap ini juga menentukan jenisusaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa atau perjuangan yang lain.
b. Tahap melaksanakan perjuangan
Dalam tahap ini seorang entrepreneur mengelola banyak sekali aspek yang terkait dengan usahanya, meliputi aspek-aspek: menjalankan bentuk usaha, pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melaksanakan penilaian.
c. Tahap mempertahankan perjuangan
Tahap di mana entrepreneur berdasarkan hasil yang telah dicapai melaksanakan analisis untuk mengatasi sagala duduk kasus dan halangan dalam menjalankan usahanya. Entrepreneur yang berhasil yaitu yang mampumempertahankan usahanya dari segala halangan, tantangan, dan duduk kasus yang ada sehingga usahanya sanggup berjalan dengan lancar.
d. Tahap berbagi perjuangan
Tahap ini yaitu di mana entrepreneur berdasarkan hasil yang telah dicapai melaksanakan analisis perkembangan dan penemuan untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Dalam perkembangannya sanggup dengan memperbanyak relasi, memperbarui metode dan sistem, memperbarui produk yang dihasilkan, memperbesar dan memperluas usaha, menambah kualitas, menambah pelayanan, menambah tenaga kerja. Dalam tahap ini entrepreneurmelakukan donasi ekonomi dalam jangka panjang terhadap manusia, alam dan lingkungan. Dari manfaat pengembangan perjuangan ini sanggup diperoleh secara jelas, donasi untuk duduk kasus lapangan kerja, yaitu akan ada penambahan tenaga kerja.
Proses entrepreneurship diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya tantangan. Dari tantangan tersebut timbul gagasan, kemauan dan dorongan untuk diberinisiatif, yang tidak lain yaitu berfikir kreatif dan bertindak inovatif sehingga tantangan tadi teratasi dan terpecahkan. Semua tantangan niscaya mempunyai risiko, yaitu kemungkinan berhasil atau tidak berhasil. Oleh alasannya yaitu itu entrepreneur yaitu seorang yang berani menghadapi risiko dan menyukai tantangan (Suryana, 2006)
Demikian definisi entrepreneurship berdasarkan para pakar termasuk klarifikasi mengenai kategori dan tahapan-tahapan kegiatan entrepreneurship atau kewirausahaan.
Advertisement